Jumat, 24 November 2017

Budaya Kebo-Keboan

KEBO-KEBOAN


Tradisi Upacara Adat Kebo-Keboan Suku Osing Banyuwangi 
Kebo-keboan adalah salah satu budaya yang ada di kota Banyuwangi. Kebo-keboan yang mempunyai arti yaitu, kerbau-kerbauan atau kerbau jadi-jadian adalah salah satu tradisi yang dimiliki oleh masyarakat osing. 

Tradisi kebo-keboan dilaksanakan sebagai wujud rasa syukur atas hasil panen yang melimpah dan sebagai tolak bala bagi warga setempat, dipercaya jika tidak dilaksanakan musibah akan melanda. Ritual ini digelar setahun sekali yakni pada bulan Muharram atau suro (penanggalan jawa), Warga menyambut ritual ini mirip perayaan hari raya. 

Hari pelaksanaan upacara dihitung menggunakan kalender Jawa kuno. Biasanya kepastian itu diputuskan para sesepuh adat. Pada hari pelaksanaan, seluruh warga membuat tumpeng ayam. Sesajen ini dimasak secara tradisional khas suku Using, yakni pecel ayam, daging ayam dibakar dan dicampur urap kelapa muda. Menjelang siang hari, warga berkumpul di depan rumah masing-masing. Beberapa orang bergerombol di pusat desa bersama para pejabat dan undangan. 

Dipimpin sesepuh adat, warga berdoa menggunakan bahasa Using kuno. Usai berdoa, warga berebut menyantap tumpeng yang diyakini mampu memberikan berkah keselamatan. Ritual kebo-keboan akan melibatkan sesepuh dusun, seorang pawang, perangkat dusun, kebo-keboan, pembawa sesajen, pemain musik hadrah, pemain barongan dan warga untuk bersama-sama melakukan pawai ider bumi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar